![]() |
SUMBER: http://uryden98.blogspot.co.id/
➽ Thomas Stamford Raffles
Thomas Stamford Bingley Raffles (lahir di Jamaica, 6 Juli 1781 – meninggal
di London, Inggris, 5 Juli1826 pada umur 44
tahun) adalah Gubernur-Jenderal Hindia-Belanda yang
terbesar. Ia adalah seorang warganegara Inggris. Ia
pendiri kota dan negara kota Singapura. Ia
salah seorang Inggris yang paling dikenal sebagai yang
menciptakan kerajaan terbesar di dunia.
Thomas Stamford Raffles |
Bidang Ilmu Pengetahuan. Ditulisnya buku berjudul History of Java di London pada tahun 1817 dan dibagi dua jilid. Ditulisnya buku berjudul History of the East Indian Archipelago di Eidenburg pada tahun1820 dan dibagi tiga jilid Raffles juga aktif mendukung Bataviaach Genootschap, sebuah perkumpulan kebudayaan dan ilmu pengetahuan. Ditemukannya bunga Rafflesia Arnoldi, Dirintisnya Kebun Raya Bogor. Memindahkan Prasasti Airlangga ke Calcutta, India sehingga diberi nama Prasasti Calcutta.

⟹ Vasco da gama
Vasco da Gama(lahir di Sines, Alentejo, Portugal,
sekitar 1469 – 24 Desember 1524 di Kochi, India) adalah seorang
penjelajah berkebangsaan Portugis, yang menemukan jalur jalan laut langsung dariEropa ke Malabar, India dengan
melakukan penjelajahan laut mengelilingi Afrika.
Add caption |
Latar belakang:Da Gama ditugasi oleh Raja Manuel I dari Portugal untuk
mencari negeri-negeri Kristendi benua Timur (Baginda, seperti banyak orang Eropa
lainnya, mengira bahwa India adalah Kerajaan Kristen dari Prester John), dan untuk
mendapatkan akses Portugis ke pasar komersial di benua Timur. Da Gama
memperluas penjelajahan laut dari pendahulunya Bartolomeu
Dias, yang pertama-tama mengelilingi Tanjung Harapan di Afrika pada 1488, yang berpuncak dengan penjelajahan laut
Portugis yang didukung oleh sekolah pelayaran dari Henrique sang Navigator. Pelayaran da Gama berhasil membangun rute lautan dari Eropa
ke India yang memungkinkan perdagangan dengan Timur Jauh,
tanpa menggunakan rute kafilah Jalur
Sutera yang mahal dan tidak aman, antara Timur
Tengah dan Asia Tengah. Namun, pelayaran ini juga terhambat oleh
kegagalannya untuk membawa barang-barang yang menarik bagi bangsa-bangsa di Asia Kecil dan
India. Rute ini penuh bahaya:hanya 54 dari 170 kelasi, dan dua dari empat
kapal, yang kembali ke Portugal dengan selamat pada 1499. Namun demikian,
pelayaran pertama da Gama langsung menghasilkan era dominasi Eropa selama
ratusan tahun melalui kekuatan laut dan perdagangan, dan kolonialismePortugis
selama 450 tahun di India yang menghasilkan kekayaan dan kekuasaan bagi takhta
Portugal. Da Gama dan istrinya, Catarina de Ataíde,
mempunyai enam anak lelaki dan seorang anak perempuan:Francisco da Gama, Conde da Vidigueira; Estevão da Gama; Paulo da Gama; Cristovão da Gama;Pedro da Silva da Gama; Alvaro de Athaide; dan Isabel de Athaide da
Gama.
➨ Herman Williem Daendles
Herman Willem Daendels (lahir di Hattem, 21 Oktober 1762 – meninggal di Ghana, 2 Mei 1818 pada umur 55 tahun), adalah seorang politikus Belanda yang merupakan Gubernur-Jenderal Hindia-Belandayang ke-36. Ia memerintah antara tahun 1808 – 1811. Masa itu Belanda sedang dikuasai oleh Perancis.
Kembali ke Eropa Sekembali Daendels di Eropa, Daendels
kembali bertugas di tentara Perancis. Dia juga ikut tentara Napoleon berperang ke Rusia. Setelah
Napoleon dikalahkan di Waterloo dan Belandamerdeka kembali,
Daendels menawarkan dirinya kepada Raja Willem I, tetapi Raja Belanda ini tidak
terlalu suka terhadap mantan Patriot dan tokoh revolusioner ini. Tetapi biar
bagaimanapun juga, pada tahun 1815 ia ditawari pekerjaan menjadi Gubernur-Jenderal di Ghana. Ia meninggal
dunia di sana akibat malaria pada tanggal 8 Mei 1818.
Pada tahun 1780 dan 1787 ia ikut para kumpulan pemberontak di Belanda dan
kemudian melarikan diri ke Perancis. Di sana ia menyaksikan dari dekat Revolusi
Perancis dan lalu menggabungkan diri dengan pasukan Batavia yang
republikan. Akhirnya ia mencapai pangkat Jenderal dan
pada tahun 1795 ia
masuk Belanda dan
masuk tentara Republik Batavia dengan pangkat
Letnan-Jenderal. Bahkan ia mengintervensi secara militer selama dua kali.
Tetapi invasi orang Inggris dan Rusia di
provinsi Noord-Holland berakibat buruk baginya. Ia dianggap
kurang tanggap dan diserang oleh berbagai pihak. Akhirnya ia kecewa dan
mengundurkan diri dari tentara pada tahun 1800. Ia memutuskan
pindah keHeerde, Gelderland.
Karier Pada tahun 1806 ia dipanggil
oleh Raja Belanda, Raja Louis (Koning Lodewijk) untuk berbakti kembali di
tentara Belanda. Ia ditugasi untuk mempertahankan provinsi Friesland dan Groningen dari
serangan Prusia.
Lalu setelah sukses, pada tanggal 28 Januari 1807 atas saran Kaisar Napoleon Bonaparte, ia dikirim ke Hindia-Belanda sebagai Gubernur-Jenderal.
➤ Ferdinand magellan
Ferdinand Magellan ( bahasa
Spanyol: Fernando de Magallanes, 1480 – 27 April 1521)
adalah seorang petualang Portugis. Dia
lahir di Sabrosa, di Portugal utara, dan
melayani Raja Charles I dari Spanyol dalam
rute pencarian ke arah barat menuju "Kepulauan Rempah-rempah" (Kepulauan
Maluku).
Magelhaens adalah orang pertama yang berlayar dari Eropa ke barat
menuju Asia,
orang Eropapertama
yang melayari Samudra Pasifik, dan orang pertama yang memimpin ekspedisi yang
bertujuan mengelilingi bola dunia. Meskipun Magelhaens
sendiri tewas terbunuh oleh Datuk Lapu-Lapu di Filipinadalam
persinggahannya di Hindia Timur sebelum menuju Eropa, delapan belas
anggota kru dan armadanya berhasil kembali ke Spanyol pada tahun 1522, setelah
mengelilingi bumi.
Tergolong sebagai prestasi navigasi yang paling berani
sepanjang masa, pelayaran Magelhaens merupakan tonggak sejarah Abad Penjelajahan
yang Agung—abad yang diwarnai keberanian dan ketakutan, kegembiraan dan
tragedi, Allah dan Mamon. Sungguh mendebarkan untuk memperhatikan kisah pria
yang luar biasa ini membuka pintu dunia serta perjalanannya yang bersejarah
Latar Belakang Ajudan Istana menjadi Pelaut Tak Kenal Gentar :Keluarga
Magelhaens adalah keluarga bangsawan, maka, menurut kebiasaan setempat, Fernando telah
direkrut sejak mudanya sebagai ajudan di istana kerajaan.
Tragedi—Runtuhnya Suatu Impian Sebagai pria yang sangat
religius, Magelhaens mengajak banyak penduuduk lokal dan penguasa mereka pada
agama Katolik. Tetapi semangatnya juga menjadi kebinasaannya. Ia menjadi
terlibat dalam pertikaian antarsuku dan, dengan hanya 60 pria, menyerang
sekitar 1.500 penduduk pribumi, dengan keyakinan bahwa senapan busur, senapan
kuno, dan Allah akan menjamin kemenangannya. Sebaliknya, ia dan sejumlah
bawahannya tewas. Magelhaens berusia sekitar 41 tahun. Pigafetta yang setia
meratap, 'Mereka membunuh cerminan, penerang, penghibur, dan penuntun sejati
kita'. Beberapa hari kemudian, sekitar 27 perwira yang hanya menyaksikan dari
kapal mereka, dibunuh oleh para kepala suku yang sebelumnya bersahabat.
➸ Bartolomeu dias
Bartolomeu Dias (bahasa
Inggris: Bartholomew Diaz) (Algarve, 1450 – Tanjung
Harapan, 29
Mei 1500)
adalah seorang penjelajah Portugis yang
berlayar mengelilingi Tanjung
Harapan, ujung selatan dariAfrika, dan diketahui sebagai penjelajah Eropa pertama yang
pernah melakukannya. Pada tahun 1481, ia menyertai Diogo de Azambuja melakukan
ekspedisi di Pantai Emas. Bartolomeu Dias adalah seorang ksatria
istana kerajaan, kepala penjaga gudang kerajaan dan ahli berlayar dari pasukan
perang São Cristóvão (Saint Christopher). Raja John II dari Portugal menunjuk dia pada
tanggal 10 Oktober 1486sebagai kepala
ekspedisi untuk berlayar mengelilingi ujung selatan Afrika dengan harapan
mencari rute perdagangan baru menuju ke Asia.
➦ Van Deventer
Conrad Theodore van Deventer (1857-1915) dikenal sebagai
seorang ahli hukum Belanda dan juga tokoh Politik
Etis.
Dia pada usia muda bertolak ke Hindia Belanda. Dalam waktu
sepuluh tahun, Deventer telah menjadi kaya, karena perkebunan perkebunan swasta
serta maskapai minyak BPM yang bermunculan saat itu banyak membutuhkan jasa
penasihat hukum.
![]() |
Pada sebuah surat tertanggal 30 April 1886 yang
ditujukan untuk orang tuanya, Deventer mengemukakan perlunya sebuah tindakan
yang lebih manusiawi bagi pribumi karena mengkhawatirkan akan kebangkrutan yang
dialami Spanyol akibat salah pengelolaan tanah jajahan.
Lalu pada 1899 Deventer menulis dalam majalah De Gids (Panduan),
berjudul Een Eereschuld (Hutang kehormatan). Pengertian Eereschuld
secara substasial adalah "Hutang yang demi kehormatan harus dibayar,
walaupun tidak dapat di tuntut dimuka hakim” sementara Hindia Belanda saat
itu miskin dan terbelakang. Jadi sudah sepantasnya jika kekayaan tersebut
dikembalikan.Ketika Deventer menjadi anggota Parlemen Belanda, ia menerima
tugas dari menteri daerah jajahan Idenburg untuk
menyusun sebuah laporan mengenai keadaan ekonomi rakyat pribumi di Jawa dan
Madura. Dalam waktu satu tahun, Deventer berhasil menyelesaikan tugasnya (1904). Dengan terbuka
Deventer mengungkapkan keadaan yang menyedihkan, kemudian dengan tegas
mempersalahkan kebijakan pemerintah. Tulisan itu sangat terkenal, dan tentu
saja mengundang banyak reaksi pro-kontra. Sebuah tulisan lain yang tak kalah
terkenalnya adalah yang dimuat oleh De Gids juga (1908) ialah sebuah
uraian tentang Hari Depan Insulinde, yang menjabarkan prinsip-prinsip etis
bagi beleid pemerintah terhadap tanah jajahannya.
Yayasan Kartini : Kartinischool ("sekolah
Kartini") di Semarang di masa Hindia
BelandaKetika pada tahuan 1911 surat-surat Kartini diterbitkan,
Van Deventer terkesan sekali, sehingga tergerak untuk menulis sebuah resensi
yang panjang-lebar, sekadar untuk menyebarluaskan cita-cita Kartini, yang cocok
dengan cita-cita Deventer sendiri : mengangkat bangsa pribumi secara
rohani dan ekonomis, memperjuangkan emansipasi mereka.
Secara pribadi, Van Deventer pernah bertemu dengan Kartini,
waktu puteri Bupati Jepara itu berumur 12 tahun, tapi komunikasi tidak
berlanjut. Waktu Kartini mulai menulis surat-suratnya kepada teman-teman puteri
di Negeri Belanda, keluarga Van Deventer sudah meninggalkan Indonesia. Baru
lewat surat-surat terbitan Abendanon, keluarga Deventer menaruh minat terhadap
cita-cita Kartini.
Sejak itulah, Nyonya Van Deventer tampil ke muka. Tahun 1913 ia mendirikan
Yayasan Kartini, yang dimaksudkan untuk membuka sekolah-sekolah bagi puteri-puteri
pribumi sesudah van Deventer meninggal (1915), Nyonya Deventer sendirilah yang
mengurus segala-galanya dengan tak kenal lelah. Ribuan murid puteri pun
memasuki "Sekolah Kartini" yang
bernaung dibawah Yayasan Kartini.
Waktu Belanda diduduki Jerman (1942), Nyonya Deventer
meninggal dalam usia 85 tahun. Ia mewariskan sejumlah besar dana yang harus
dimanfaatkan untuk memajukan bangsa Indonesia dalam bidang pendidikan.
Selanjutnya dana tersebut dikelola oleh Van Deventer-Maasstichting.
➺ Cornelis de houtman
Cornelis de Houtman (lahir di Gouda, Holland
Selatan, Belanda, 2 April 1565 – meninggal
di Aceh, 11
September 1599 pada
umur 34 tahun) yang merupakan saudara dari Frederik de Houtman, adalah seorang penjelajah Belanda yang
menemukan jalur pelayaran dari Eropa ke Indonesia dan
berhasil memulai perdagangan rempah-rempah bagi
Belanda. Saat itu Kerajaan Portugis mempunyai monopoli
terhadap perdagangan tersebut, dan perjalanan de Houtman adalah kemenangan
simbolis bagi pihak Belanda, meski perjalanan tersebut sebenarnya berlangsung
buruk.
Tiba di Jawa : Pada 27 Juni 1596, ekspedisi de
Houtman tiba di Banten. Hanya 249 orang yang tersisa dari pelayaran awal.
Penerimaan penduduk awalnya bersahabat, tapi setelah beberapa tabiat kasar yang
ditunjukkan awak kapal Belanda, Sultan Banten, bersama
dengan petugas Portugis di Banten, mengusir kapal Belanda tersebut.
Kapal-kapal tersebut lalu berlayar ke Bali, dan bertemu
dengan raja Bali. Mereka akhirnya berhasil memperoleh beberapa pot merica pada 26 Februari 1597. Kapal-kapal
Portugis melarang mereka mengisi persediaan air dan bahan-bahan di St. Helena.
Dari 249 awak, hanya 87 yang berhasil kembali. Cornelis de Houtman tewas dalam
perjalanan keduanya di atas geladak kapal di Aceh saat
pertempuran dengan pasukan Inong Balee yang dipimpin Malahayati tanggal 11
September 1599dalam pertempurah satu
lawan satu dengan Malahayati.
Latar belakang dan awal perjalanan: Pada tahun 1592 Cornelis de
Houtman dikirim oleh para pedagang Amsterdam ke Lisboa untuk
menemukan sebanyak mungkin informasi mengenai Kepulauan Rempah-Rempah.
Pada saat de Houtman kembali ke Amsterdan, Jan Huygen van
Linschoten juga kembali dari India. Para pedagang
tersebut memastikan bahwa Banten merupakan tempat yang paling tepat untuk membeli
rempah-rempah. Pada 1594, mereka mendirikan compagnie van Verre (yang
berarti "Perusahaan jarak jauh"), dan pada 2 April 1595 empat buah
kapal meninggalkan Amsterdam:Amsterdam, Hollandia, Mauritius dan Duyfken.Perjalanannya dipenuhi
masalah sejak awal. Penyakitseriawan merebak hanya beberapa minggu setelah
pelayaran dimulai akibat kurangnya makanan. Pertengkaran di antara para kapten
kapal dan para pedagang menyebabkan beberapa orang terbunuh atau dipenjara di
atas kapal. Di Madagaskar, di mana sebuah perhentian sesaat direncanakan,
masalah lebih lanjut menyebabkan kematian lagi, dan kapal-kapalnya bertahan di
sana selama enam bulan. (Teluk di Madagaskar tempat mereka berhenti kini
dikenal sebagai "Kuburan Belanda").
⟲ Jan Pieterzoon Coen
Jan Pieterszoon Coen (lahir di Hoorn, Belanda, 8 Januari 1587 – meninggal
di Batavia, 21
September1629 pada
umur 42 tahun) adalah Gubernur-Jenderal Hindia-Belanda yang
keempat dan keenam. Pada masa jabatan pertama ia memerintah antara tahun 1619 – 1623, masa jabatan yang
kedua berlangsung antara tahun 1627 – 1629.
Perjalanan pertama ke Hindia: Pada tahun 1607 ia kembali ke
Hoorn lalu pada tanggal 22 Desemberpada tahun yang sama ia berangkat ke Hindia.
Pada kesempatan ini ia diberi nama Coen. Ia kembali lagi pada tahun 1610. Pada perjalanan
pertamanya ke Hindia tidak banyak yang diketahui selain bahwa atasannya, Pieter Willemszoon
Verhoeff konon dibunuh orang Banda saat negosiasi
pembelian rempah-rempah. Hal ini bisa jadi memicu kekejian Coen dalam
menghadapi orang Banda pada masa
depan
Pengangkatan sebagai Gubernur-Jenderal
Lalu di Banten, pada usia 31 tahun, pada tanggal 18 April 1618, ia diangkat
menjadi Gubernur-Jenderal. Akan tetapi baru pada 21 Mei 1619 ia resmi
memangku jabatan tersebut dari Gubernur Jenderal sebelumnya, Laurens
Reael. Setelah menjadi Gubernur-Jenderal, ia tidak tahan terhadap orang
Banten dan orang Inggris di sana, maka iapun memindahkan kantor Kompeni ke
Jakarta, di mana ia membangun pertahanan. Pada tanggal 30 Mei 1619 dia
menaklukkan Jayakarta dan namanya diubah menjadi Batavia (Batavieren).Sementara
itu orang-orang Inggris tidak diam, mereka marah atas perlakuan orang Belanda
terhadap orang Inggris di Maluku. Sebagai dendam mereka merebut sebuah kapal
Belanda De Swarte Leeuw yang berisi penuh dengan muatan. Maka setelah
itu pertempuran antara kedua kubu pun dimulai. J.P. Coen sebagai pemimpin
Belanda, bisa memenangkan pertempuran melawan orang Inggris. Setelah menang
melawan Inggris, ia merusak Jakarta dan membangun benteng Belanda di kota itu.
Di atas puing-puing kota Jakarta ia membangun kota baru yang dinamakannya
menjadi Batavia. Jan
Pieterszoon Coen meninggal di Batavia pada tanggal 21
September 1629.
Terdapat 2 versi yang berbeda mengenai penyebab kematian Coen.
Jalan raya pos
Jalan Raya Pos adalah jalan yang panjangnya kurang
lebih 1000 km yang terbentang sepanjang utaraPulau Jawa,
dari Anyer sampai Panarukan.
Dibangun pada masa pemerintahan Gubernur-JenderalHerman Willem Daendels. Pada tiap-tiap 4,5
kilometer didirikan pos sebagai tempat perhentian dan penghubung pengiriman
surat-surat. Tujuan pembangunan Jalan Raya Pos adalah memperlancar komunikasi
antar daerah yang dikuasai Daendels di sepanjang Pulau Jawa dan sebagai benteng
pertahanan di Pantai Utara Pulau Jawa. Untuk
mempertahankan Pulau Jawa dari serangan Inggris,Daendels membutuhkan
armada militer yang kuat dan tangguh. Daendels membentuk pasukan yang berasal
dan masyarakat pribumi. Daendels kemudian mendirikan pendidikan militer di Batavia, dan
tempat pembuatan atau pabrik senjata di Semarang.
Ketika baru saja menginjakkan kakinya di Pulau Jawa,
Daendels berangan untuk membangun jalur transportasi sepanjang pulau Jawa guna
mempertahankan Jawa dari serangan Britania.
Angan-angan Daendels untuk membangun jalan yang membentang antara Pantai Anyer
hingga Panarukan, direalisasikannya dengan mewajibkan setiap penguasa pribumi
lokal untuk memobilisasi rakyat, dengan target pembuatan jalan sekian
kilometer.
Panarukan adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, Indonesia.Nama
Panarukan dikenal terutama sebagai ujung timur Jalan
Raya Pos atau Grote Postweg yang dibangunDaendels.
Anyar atau anyer adalah nama sebuah kecamatan di Kabupaten
Serang, Provinsi Banten, Indonesia. Kecamatan ini memiliki pantai yang sangat
terkenal sebagai daerah pariwisata.
⤄ Van den bosch
Johannes graaf van den Bosch (lahir di Herwijnen, Lingewaal, 1 Februari 1780 – meninggal
di Den
Haag, 28 Januari 1844 pada umur 63
tahun) adalah Gubernur-Jenderal Hindia-Belanda yang
ke-43. Ia memerintah antara tahun 1830 – 1834. Pada masa
pemerintahannya Tanam Paksa (Cultuurstelsel)
mulai direalisasi, setelah sebelumnya hanya merupakan konsep kajian yang dibuat
untuk menambah kas pemerintah kolonial maupun negara induk Belanda yang
kehabisan dana karena peperangan di Eropa maupun daerah koloni (terutama di Jawa dan Pulau
Sumatera).
Biografi Van den Bosch dilahirkan di Herwijnen,
Provinsi Gelderland, Belanda. Kapal yang membawanya tiba di Pulau Jawa tahun
1797, sebagai seorang letnan; tetapi pangkatnya cepat dinaikkan menjadi kolonel. Pada
tahun 1810 sempat dipulangkan ke Belanda karena perbedaan pendapat dengan
Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels. Setelah
kepulangannya ke Belanda pada bulan November 1813, Van den Bosch
beragitasi untuk kembalinya Wangsa Oranje. Dia diangkat
kembali sebagai kolonel di ketentaraan dan menjadi Panglima Maastricht. Di
Belanda karier militernya membuatnya terlibat sebagai komandan di Maastricht dengan
pangkat sebagai mayor jenderal. Di luar kegiatan karier, Van den
Bosch banyak membantu menyadarkan warga Belanda akan kemiskinan akut di wilayah
koloni. Pada tahun 1827,
dia diangkat menjadi jenderal komisaris dan dikembalikan keBatavia (kini Jakarta), hingga akhirnya menjadi
Gubernur Jenderal pada tahun 1830. Van den Bosch kembali ke Belanda sesudah lima tahun. Dia
pensiun secara sukarela pada tahun 1839.
Thomas Stamford Raffles |
Thomas Stamford Raffles |
d Raffles
|
Add caption |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar